Kusnadi1) , Muhammad
Miftah Z2)
1)Dosen Program Studi DKV, Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal
2)Mahasiswa Program Studi DKV, Institut
Sains dan Teknologi Al-Kamal
Jl. Raya Kedoya Al Kamal No.2, Kedoya
Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta 11520
Abstrak
Indonesia sangat kaya akan kebudayaan lokal
yang tersebar di seluruh Nusantara. Hal tersebut memiliki potensi yang
besar untuk dijadikan identitas bangsa. Perancangan ini tentang desain
karakter superhero-superhero wanita dengan memanfaatkan kearifan budaya
lokal nusantara. Karakter superhero akan menampilkan kearifan budaya lokal
yang ada di pulau besar di Indonesia, antara lain; Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Metode yang dilakukan dalam perancangan
ini adalah dengan mengolah data primer dan sekunder kemudian dianalisis
untuk menemukan data visual karakter superhero yang dibutuhkan dan
mewakili ciri khas kearifan budaya lokal nusantara, baik berupa bentuk,
warna tampilan wajah, aksesori dan lain-lain. Peracangan ini diharapkan
akan memberikan keunikan sendiri pada setiap karakter dan mewakili ciri
khas lokal wisdom nusantara. Hasil dari perancangan ini adalah berupa buku
ilustrasi karakter desain superhero wanita.
Kata Kunci : Superhero, Wanita, Kearifan
Budaya Lokal, Nusantara
Abstract
Indonesia
is very rich in local culture spread throughout the archipelago. It has
great potential to be the identity of the nation. This design is about the
design of superhero characters by utilizing local wisdom nusantara.
Superhero characters will display local wisdom on the big islands in
Indonesia, among others; Sumatra, Java, Kalimantan, Sulawesi and Papua.
The method used in this design is to process the primary and secondary
data and then analyzed to find the visual data required superhero
characters and represent the local characteristics of the wisdom
nusantara, whether in the form, the color of the face, accessories and
others. This cultivation is expected to give its own uniqueness to each
character and represent the local characteristics of the wisdom of the
nusantara. The result of this design is a illustration book character
design woman superheroes.
Keywords:
Superhero, Woman, Local Wisdom, Nusantara
|
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Kebudayaan
yang dimiliki suatu bangsa merupakan identitas suatu bangsa. Dengan memahami
suatu kebudayaan yang dimiliki bangsa, akan mempelajari pula sejarah dan
perkembangan bangsanya. Selain itu kebudayaan juga merupakan salah satu
kekayaan non materiil sebuah bangsa yang memiliki arti penting dalam usaha
untuk mempertahankan nilai-nilai luhur budaya lokal dalam menghadapi
globalisasi.
Dalam
pandangan budaya masyarakat Indonesia, ada anggapan bahwa wanita adalah makhluk
lemah. Hal ini merupakan warisan di masa kolonial belanda yang menurut
patriarki wanita itu lemah. Ditinjau dari sejarah bangsa Indonesia, terdapat
banyak pahlawan wanita di Indonesia antara lain, Cut Nyak Dien, RA Kartini,
Dewi Sartika, dan masih banyak lagi. Hal tersebut membuktikan bahwa wanita
bukanlah lemah. Tetapi angka kasus kekerasan terhadap perempuan masih tinggi.
Menurut
Komnas Perempuan dalam Lembar Fakta Catatan Tahunan yang diterbitkan pada 7
Maret 2017, ada 259.150 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan dan
ditangani selama tahun 2016 yang terdiri dari 245.548 kasus bersumber pada data
kasus/perkara yang ditangani oleh 359 Pengadilan Agama, serta 13.602 kasus yang
ditangani oleh 233 lembaga mitra pengada layanan, tersebar di 34 Provinsi.
Karakter
desain figure superhero sejauh ini mampu menarik perhatian pemirsa khususnya
remaja. Remaja sangat mudah mengikuti perkembangan superhero-superhero yang
banyak bermunculan. Hal ini karena dalam diri remaja terdapat rasa ingin tahu
yang tinggi. Pada remaja, ada fase pembentukan konsep diri, mereka akan memilih
karakter jati dirinya. Dan disini mereka akan memilih superhero yang mereka
sukai.
Cara
edukasi melalui sebuah figure superhero tentu akan lebih efektif menyampaikan
pesan pada kalangan remaja tersebut. Dalam hal ini menggunakan edukasi budaya
yaitu kebudayaan dan kearifan lokal nusantara.
Berdasarkan uraian maka penulis merasa perlu untuk membuat penelitian
tentang perancangan desain karakter superhero. Perancangan Superhero wanita dengan
memanfaatkan kearifan budaya lokal Nusantara yang akan menampilkan kebudayaan - kebudayaan Indonesia khususnya
di 5 (lima) pulau besar yang ada di Nusantara.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut
diatas, dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana merancang karakter desain
superhero wanita dengan memanfaatkan kearifan budaya lokal nusantara dari lima
pulau besar Indonesia?
1.2.2 Bagaimana menanamkan rasa cinta tanah air
melalui pengenalan budaya lokal Nusantara khususnya pada remaja?
1.3 Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan ini antara lain :
1.4.1 Merancang karakter desain superhero wanita
dengan memanfaatkan kearifan budaya lokal Nusantara.
1.4.2 Menanamkan rasa cinta tanah air melalui
pengenalan budaya lokal Nusantara.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3
Karakter Desain
Karakter desain adalah perancangan dan penciptaan tokoh atau karakter.
Karakter desain biasa digunakan dalam komik, film animasi, video game dan masih
banyak lagi. Khasnya, kekuatan dan kelemahan sebuah karakter telah diatur
sedemikian rupa berdasarkan data-data.
Tokoh
cerita menurut Abrams (Nurgiyantoro, 2000:165) adalah orang yang ditampilkan
dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki
kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam
ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan pengertian tersebut,
dapat dikatakan bahwa tokoh adalah individu rekaan pada sebuah cerita sebagai
pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.
Karakter menurut KBBI sinonim dengan kata tabiat, yang berarti
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain.
2.2 Komunikasi Visual Karakter Desain
Karakter desain merupakan produk converge atau
gabungan dari elemen bahasa visual. Ikon, indeks serta simbol dari apa yang
melatarbelakangi keterciptaannya. Jika itu sebuah produk maka karakter desain
tersebut harus bisa mempresentasikan produk tersebut. Jika karakter desain
berlatar belakang kebudayaan dan kearifan lokal, maka harus dapat
mempresentasikan kebudayaan dan kearifan lokal tersebut.
2.3 Superhero Wanita
Superhero atau super hero berasal dari kata super dan hero. Dalam kamus
bahasa Indonesia (Tri Rama K) Super
berarti lebih dari yg lain; luar biasa, istimewa dan hero yang berarti 1 orang
yg dihormati karena keberanian (pribadi yang mulia dsb); pahlawan; 2 orang yang
dikagumi karena kecakapan, prestasi, atau karena sebagai idola; 3 tokoh utama
di novel, puisi, dan sebagainya yang mampu menimbulkan rasa simpati pembaca.
Istilah
hero sudah ada sejak lama yaitu sejak jaman Yunani Kuno. Terdapat kisah
kepahlawanan yag terdapat dalam puisi, novel, dan cerita kuno dengan latar
yunani kuno. Diantaranya seperti The Great Alexander, Oddyseus, Zeus, dan
sebagainya. Kemudian setelah masa Yunani kuno juga ada kisah kepahlawanan.
Diantarnya yaitu Robin Hood, Zorro dan lain sebagainya.
Superhero menjadi tokoh utama dalam komik aksi, dipublikasikan secara
besar-besaran di Amerika Serikat, sejak 1938. Yang paling terkenal di abad ke
20 adalah komik Superman, sebuah tokoh impian Jerry Siegel dan Joe Shuster.
Tokoh tersebut mendapat perhatian pembaca dari semua kalangan usia. Sebuah
simbol harapan dan perlawanan pada zaman tersebut.
Tidak lama setelah itu, pada masa Perang
Dunia II, penerbit MLJ atau yang sekarang dikenal dengan Archie Comics,
memberikan kepada pembaca sebuah sosok pahlawan super merah putih biru dari
Shield, yang oleh Joe Simon dan Jack Kirby disebut Captain Amerika.
Sejak
saat itu, kisah mitologi modern superhero mulai memenuhi di sejumlah media. Hal
tersebut menjadi tontonan yang atraktif dan menarik. Setahun tersebut, karena
permintaan komik yang tinggi, para penerbit, penulis mulai melahirkan supehero dan
musuhnya dari mitologi kuno untuk diangkat menjadi kisah komik.
Stan
lee menulis dalam bukunya How to Draw Superheroes, bahwa ada ungkapan wanita
adalah spesies yang lebih ‘mematikan’ dibandingkan seorang pria. Kisah Supehero
wanita adalah factor yang membuat kesuksesan komik Marvel. Jadi bukan hanya
seorang wanita cantik tapi ada kisah yang menarik ada di dalamnya.
Ada
banyak sekali Superhero Wanita di dunai komik, luar maupun dalam negeri.
Superhero wanita dari luar negeri antara lain: Black Widow, Mrs. Marvel, The
Wasp, America Chavez, X-23, Zatanna, Black Canary, Rogue, Jean Grey / Phoenix,
Storm dan masih banyak lagi. Atau dengan
nama-nama superhero wanita lokal antara lain, Merpati, Sri Asih, Santini, Saras
008, Sriti dan lain-lain.
2.3.1 Wanita
Menurut Tri Rahma K dalam kamus bahasa indonesia, wanita berarti
perempuan dewasa. Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan
perempuan dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan
sebutan ibu. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16
hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis.
Kartini Kartono (Psikologi Wanita 2006:177-185) mengungkap beberapa
perbedaan karakter pria dan wanita, antara lain,
1. Wanita lebih tertarik pada hal praktis daripada
hal-hal teoritis.
2. Wanita lebih dekat pada masalah-masalah
kehidupan praktis konkrit.
3. Wanita bersifat lebih spontan dan impulsive.
4. Wanita
pada hakekatnya lebih bersifat hetero-sentris dan lebih sosial.
5. Wanita lebih mengarah keluar atau lebih peduli
dengan subjek lainnya.
6. Wanita bersifat conserverend, memupuk-memelihara
dan mengawetkan terhadap barang-barang dan manusia lainnya.
7. Wanita memiliki sifat sekundaritas,
emosionalitas dan aktivitas yang terletak pada perasaan bukan di bidang
intelek.
8. Wanita lebih mudah tegang-cemas, akan tetapi
juga bisa tabah-berani, dan keras.
9. Wanita
lebih peka terhadap nilai-nilai estetis.
10. Wanita pada hakekatnya lebih spontan dan lebih
mempunyai kepastian jiwa terhadap keputusan-keputusan yang telah diambilnya,
dan lebih antusias mempertahankan pendiriannya.
11. Wanita lebih bersifat alamiah.
12. Totalitas wanita terletak pada perasaan bukan
objektif.
13. Wanita pada umumnya lebih akurat dan lebih
mendetil.
14. Wanita lebih suka menyibukkan diri dengan
berbagai macam pekerjaan ringan.
Maka
secara ringkas dapat dikatakan, bahwa perbedaan kaum pria dan wanita itu bukan
terletak pada adanya perbedaan yang esensial dari tempramen dan karakternya,
akan tatapi pada perbedaan struktur jasmaniahnya. Perbedaan tersebut
mengakibatkan adanya perbedaandalam aktifitas sehai-hariannya. Dan hal ini
menyebabkan timbulnya perbedaan pula pada fungsi sosialnya di tengah
masyarakat.
2.4 Kearifan Budaya Lokal Nusantara
2.4.1
Kearifan Budaya Lokal
Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri
dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat
dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka kearifan budaya
lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai,
pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Dalam
disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local genius ini merupakan
istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para antropolog
membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini (Ayatrohaedi, 1986).
Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah juga cultural
identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut
mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri
(Ayatrohaedi, 1986:18-19). Sementara Moendardjito (dalam Ayatrohaedi,
1986:40-41) mengatakan bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius
karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang.
Ciri-cirinya adalah:
1. Mampu bertahan terhadap budaya luar.
2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur
budaya luar.
3. Memunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya
luar ke dalam budaya asli.
4. Memunyai kemampuan mengendalikan.
5. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
Secara
filosofis, kearifan lokal dapat diartikan sebagai sistem pengetahuan masyarakat
lokal/pribumi (indigenous knowledge systems) yang bersifat empirik dan
pragmatis. Bersifat empirik karena hasil olahan masyarakat secara lokal
berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di sekeliling kehidupan mereka.
Bertujuan pragmatis karena seluruh konsep yang terbangun sebagai hasil olah
pikir dalam sistem pengetahuan itu bertujuan untuk pemecahan masalah sehari-hari
(daily problem solving).
Kearifan lokal menjadi penting dan
bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang mewarisi sistem pengetahuan itu
mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan
cara itulah, kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa dari budaya lokal.
2.4.2 Nusantara
Secara etimologi, kata ”nusantara” tersusun dari dua kata, ”nusa” dan
”antara”. Jika dikupas dari kata per kata, kata ”nusa” dalam bahasa Sanskerta
berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata ”nusa” berasal
dari dari kata nesos yang menurut Martin Bernal dapat berarti semenanjung,
bahkan suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan Bernal tersebut, maka kata ”nusa”
juga mempunyai kesamaan arti dengan kata nation dalam bahasa Inggris yang
berarti bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata ”nusa” dapat memiliki dua
arti, yaitu kepulauan dan bangsa. (Bugiskha, 2002)
Kata kedua yaitu ”antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan
terra yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. ”Antara” juga mempunyai
makna yang sama dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar
(antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sanskerta, kata ”antara” dapat
diartikan sebagai laut, seberang, atau luar (sebagaimana pemaknaan dalam Sumpah
Palapa Patih Gadjah Mada di Kerajaan Majapahit). Dari sini bisa ditafsirkan
bahwa kata ”antara” mempunyai makna, yaitu antar (antara), relasi, seberang,
dan laut.
2.2. Kerangka Pemikiran
Untuk mencapai tujun
dari perancangan ini ada beberapa tahap yang penulis lakukan, berikut bagan pemikiran
peracangannya :
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran
III.
KONSEP PERANCANGAN
3.1 Metode Perancangan
Metode
perancangan yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode perancangan
disain komunikasi visual, yaitu tahap deskristif, tahap analisis, tahap
sintesis serta tahap evaluasi. Adapun rincianya adalah sebagai berikut.
1.
Tahap deskristif
Tahap
ini meliputi tahap riset, menetukan inti masalah, memfokuskan tujuan /
objektif/goal komunikasi, mengumpukan data-data, baik dari observasi, wawancara
ataupun mengambil dari data yang sudah ada sebelumnya yang relevan.
2.
Tahap analisis
Membuat
analisis materi (tema/objek) yang akan ditulisdan ditampilakan, variabel
sasaran (geografi, demografi, psikografi , perilaku), dan menambahkan Values.
3.
Tahap sintesis
Tahap
ini untuk merumuskan analisis. Dalam perancangan buku, tahap ini merumuskan
keywords, tema, karakteristik buku, disain layout sesuai dengan sasaran.
Sintesis juga memerlukan pemilihan media, sebagai kendaraan untuk mengantarkan
gagasan/pesan. Selanjutnya tahap ini merancang visualisasi dengan pendekatan
yang dibutuhkan (metafor, simbolis, allegory, simile), gaya visual, pemilihan
warna, tipografi . Tahap visual ini melalui proses berupa sketsa/ide awal,
comprehensive/ presentation visual dan aplikasinya. Terakhir proses produksi
dan finishing.
4.
Tahap evaluasi.
Tahap
ini bisa menjadi uji coba keberhasilan layout dan disain setelah melalui tahap
cetak. Karena banyak hal yang mungkin berbeda ketika hasil cetak telah
didapatkan.
Setelah ketiga tahap tersebut dilakukan maka
akan diperoleh suatu konsep perancangan.
Konsep
perancangan buku superhero wanita ini berawal dari Mind Mapping yang akhirmya
menemukan big idea. Berikut mapping visual :
Gambar 3.2 Mapping Visual
3.2 Strategi Perancangan
3.3.1.1. Big Idea
Ide awal dalam perancangan buku
karakter desain superhero wanita ini terdorong dari rasa kekaguman penulis
terhadap budaya lokal Indonesia yang kaya dan beragam yang tersebar di seluruh
wilayah Nusantara dari Sabang sampai Merauke.
Sesuai dengan judul dan batasan masalah, maka adak ada 5
(lima) karakter superhero wanita yang akan dimunculkan dalam perancangan ini.
Setiap masing masing karakter desain akan mewakili dan membawakan unsur unsur
budaya lokal daerahnya masing masing.
3.3.1.2.
Target Audience
Sasaran dari perancangan buku ini
adalah remaja pria maupun wanita. Karena dalam usis-usia tersebut terjadi
pembentukan karakter sehingga mudah terpengaruh oleh hal-hal di sekitarnya.
Adapun rincian target audience ditinjau dari segi demografis, psikografis,
perilaku dan geografis adalah:
a.
Demografis
Jenis
kelamin : Pria dan Wanita
Usia : 12 – 22 tahun
(Remaja awal – Remaja akhir)
Pekerjaan : Pelajar, Mahasiswa dan
Pekerja
Ekonomi : Menengah, Menengah atas.
b.
Psikologi
Peminatan
tokoh Superhero
Kecintaan
terhadap budaya nusantara
c.
Perilaku Aktif dan Modern Menyukai aksi
3.3.1.3. Tujuan Kreatif
Tujuan kreatif dalam perancangan buku
karakter desain superhero adalah menyampaikan pesan budaya lokal Indonesia dan
untuk menjaganya tetap eksis dikalangan remaja. Sehingga tertanam rasa cinta
tanah air melalui pengenalan budaya lokal Nusantara.
3.3.1.4. Strategi Kreatif
Untuk perancangan Buku karakter desain
superhero ini, dibutuhkan pemahaman pada latar belakang masalah yang
bersangkutan, sehingga untuk bisa mengatasi permasalahan yang ada, adapun
dengan strategi Brand Motivation, antara lain:
-
Menciptakan karakter superhero modern yang disesuaikan pada target sasaran
tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional didalamnya.
-
Memperkuat pemahaman terhadap budaya lokal yang dikemas dengan desain dan
konsep yang baik dan sesuai ketika dikenalkan kepada masyarakat nanti dapat
diterima dan diingat dalam benak masyarakat.
3.3 Skema
Konsep Perancangan Buku Karakter Desain
Gambar 3.3 Skema Perancangan Buku
3.3.2.2. Struktur
Rancangan Buku
Buku karakter
desain merupakan buku konsep, buku yang berisi menenai konsep desin karakter.
Adapun fisiknya,
a. Jenis buku
Buku konsep yang berisi ilustrasi karakter desain beserta
uraian konsep perancangan dan penggunaannya
b. Format
Dipilih format lanscape dengan bentuk portrait ukuran
20.5cm x 17 cm dengan halaman awal dari kanan ke kiri.
c. Jumlah
halaman
60 halaman. Selain Cover dan halaman-halaman tambahan.
d. Anatomi
buku
Terdiri dari bagian depan, isi dan belakang.
1. Bagian depan:
a. Cover depan, dengan warna dominan hijau, dengan
tambahan pose karakter desain, judul
buku : Superheroines Nusantara, nama pengarang,
serta elemen visual atau teks lainnya.
b. Judul bagian dalam
2. Bagian isi
Isi buku
terdiri dari penjelasan konsep dan visualisasi superhero dari mulai sketch
kasar awal hingga finalisasi desain. Terdiri dari pendahuluan yaitu uraian
singkat tentang nusantara serta perjuangan-perjuangan bangsa Indonesia
khususnya oleh para pejuang wanita, dan bagian utama yaitu 5 (lima) karakter
desain superhero wanita dari kelima pulau besar Indonesia yaitu Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua.dan
menampilkan pose, ekspresi, kostum, aksesori dan elemen lainnya.
3. Bagian belakang
Cover
belakang berisi gambaran singkat mengenai sisi buku, nama atau logo penerbit,
elemen visual atau teks lainnya.
e. Gramasi
kertas
Cover menggunakan hardcover sedang isi menggunakan kertas
art paper 150gsm.
3.3.3 Konsep Visual
3.3.3.1. Buku
Perancangan
buku harus dilakukan secara cermat baik dalam isi maupun konsep visual yang
ditampilkan. Pemilihan unsur visual yang menarik akan menambah nilai dan lebih
menari perhatian. Pemilhan elemen visual pada buku Superheroines of Nusantara
meliputi :
a. Bentuk dan
ukuran
Berbentuk segi empat yang menciptakan psikologi kejujuran
kasesuaian, kedamaian, keamanan, kesetaraan ini juga mudah untuk dibawa dan
disimpan.
b. Warna
Warna sampul
didominasi dengan warna hijau tua dengan pantone color 11323c dengan tambahan warna putih dan hitam
pada teks dan elemen pendukung. Warna tersebut dipilih karena melambangkan
penyembuhan, kehidupan, kemakmuran, regenerasi, dan pemeliharaan. Serta warna
gelap yang menimbulkan kesan yang dramatik.
c. Tipografi
Ada berapa
jenis huruf yang digunakan. Tipografi dekoratif digunakan untuk penamaan nama
karakter; masing masing karakter miliki tipografi untuk nama berbeda
disesuaikan dengan karakteristik karakter. Kemudian untuk penggunaan dalam
buku, dalam hal ini adalah luraian lokal wisdom jenis font (huruf) yang
digunakan juga tidak terlepas dari kebutuhan tema serta menunjang visualisasi
tampilan halaman. Adapun jenis font yang digunakan dalam buku karakter desain
ini adalah :
- Teen
a b c d e f g h i j k l
m n o p q r s t u v q r s t u v w x y z
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 ! @ # $
% ^ & * ( ) _ + - = [ ] \ { } | ; ’ : ” , . / < > ?
3.3.3.2.Karakter
Untuk mencapai suatu tujuan kreatif, maka dibutuhkan
strategi yang efektif sehingga dapat meraih perhatian (attention), menumbuhkan
minat (interest), merangsang keinginan (desire), dan memperoleh tindakan
(action). Dalam mendapatkan kesemua itu perlu diadakan langkah yang meliputi
a.Style Gambar
Menyesuaikan
dengan target audience yang ingin disasar, maka style gambar yang digunakan
oleh penulis adalah Semicartoon Style dan disesuaikan dengan gaya gambar
penulis itu sendiri.
b.Warna
Warna yang
dipakai adalah warna-warna cerah. Masing-masing karakter ditampilkan dengan
warna dominasi yang didapat dari data karakteristik lokal wisdom budaya
setempat. Hal ini mengakibatkan kemungkinan terjadi kemiripan warna dominan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pra Produksi
4.1.1
Modifikasi Unsur Visual
Unsur-unsur visual wisdom daerah yang
ada dipilih untuk dijadikan aksesoris dan tampilan visual pada karakter
superhero.
Berikut unsur-unsur lokal wisdom
tersebut :
1. Jawa
No
|
Artefak Budaya
|
Penjelasan
|
Modifikasi
|
|||
1
|
adalah riasan pengantin adat Jawa yang
merupakan simbol dari kecantikandan kedewasaan seorang wanita Jawa. Riasan
paes ini memiliki beberapa lekukan yang memiliki makna yang mengandung
kesakralan maupun makna filosofi dalam setiap detailnya.
|
|
||||
2
|
Secara filosofis, motif batik Parang memang
memiliki kandungan makna yang tinggi. Bahasa simbol yang terkandung di
dalamnya adalah sebuah pesan bahwa sebagai manusia hendaknya tidak pernah
menyerah dalam mengarungi kehidupan, sebagaimana ombak di samudera yang tak
pernah lelah untuk bergerak.
|
|
||||
3
|
Memiliki makna bahwa setiap manusia harus
mampu meredam amarah dalam situasi dan kondisi apapun, hati manusia
diharapkan bisa tetap ‘adem’ i menyejukkan suasana di sekitarnya.
|
|
||||
No
|
Artefak Budaya
|
Penjelasan
|
Modifikasi
|
|
1
|
|
Sekura merupakan jenis topeng yang digunakan
dalam perhelatan pesta sekura. Pesta sekura merupakan
perhelatan rutin masyarakat Kabupaten Lampung Barat.
|
|
|
3
|
Cawek
(ikat pinggang) :
Melambangkan setiap sesuatu itu harus dengan
rundingan menyelesaikannya. Melambangkan keteguhan orang Minangkabau pada
perjanjian.
|
|
2
|
|
Ulos merupakan pakaian khas suku Batak di Sumatera Utara, bentuknya
menyerupai selendang dengan panjang sekitar 1,8 meter dan lebar 1 meter,
kedua ujungnya berjuntai-juntai dengan panjang sekitar 15 cm dan mereka
menenun dari benang kapas atau rami.
|
|
4
|
Sarung
(lambak)
|
Sarung (lambak) :
Melambangkan bahwa dia
seorang ”putri” yang memiliki tertib sopan dan mempunyai rasa jormat
menghormati. Warna merah atau minimal kemerah-merahan sebagai lambang
keberanian dan bertanggung jawab. Melambangkan bahwa segala sesuatu harus
diletakkan pada tempatnya.
|
5
|
Senjata Karambit, atau
disebut juga dengan Karambiak, Kurambiak, Kerambit adalah senjata jenis pisau
genggam kecil berbentuk melengkung dari Indonesia yang telah mendunia.
|
|
3. Kalimantan
No
|
Artefak Budaya
|
Penjelasan
|
Modifikasi
|
1
|
Gambar 4.15 MandauSumber : oriental-arms.com |
Mandau yang mengakar dari seni budaya peradaban
tempa logam masyarakat dayak membentuk identitas adat sakral masyarakat
dayak. Mandau merupakan simbol persaudaraan, kesatria, penjaga, tanggungjawab
dan kedewasaan.
|
Gambar 4.16 Mandau Modifikasi |
2
|
Gambar 4.17 Ta’aSumber : awestore.web.id |
Pakaian adat Ta’a adalah pakaian perempuan adat
suku Dayak Kenyah. Pakaian ini terdiri dari da’a (semacam ikat kepala yang
dibuat dari pandan), baju atasan sapei inoq, serta rok ta’a. Sedangkan
pakaian adat Sapei Sapaq merupakan pakaian laki-lakinya. Tidak berbeda dengan
Ta a, pakaian adat Sapei Sapaq juga memiliki gaya yang sama. Corak pakaian
adat Kalimantan Timur sangat beragam. Ada yang coraknya bergambar burung
enggang dan harimau serta corak tumbuhan.
|
Gambar 4.18 Ta’a Modifikasi |
4. Sulawesi
5.
No
|
Artefak Budaya
|
Penjelasan
|
Modifikasi
|
1
|
Passapu adalah destar yang terbuat dari kain tenun
berbahan katun. Motifnya biasa disebut "Cura Ca'di". Ada yang
ditenun dengan warna merah polos atau hitam. Passapu dipakai dalam pergaulan
sehari - hari oleh para anak karaeng (bangsawan) dan para tubaranina
(ksatria) suku Makassar pada zaman kerajaan.
|
|
|
2
|
Tari Kabasaran adalah tarian tradisional sejenis
tarian perang masyarakat Minah Sumberasa di Sulawesi Utara. Tarian ini
biasanya dimainkan oleh para penari pria yang menari dengan menggunakan
pakaian perang dan senjata seperti pedang, tombak dan perisai. Tarian
kabasaran merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di
kalangan masyarakat Minahasa dan sering ditampilkan pada acara seperti
upacara adat, penyambutan dan berbagai acara lainnya.
|
|
|
3
|
|
Baju adat Toraja untuk wanita, disebut Baju
Pokko’. Baju Pokko’ berupa baju dengan
lengan yang pendek. Warna kuning, merah, dan putih adalah warna yang paling
sering mendominasi pakaian adat Toraja
|
|
4
|
Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas
yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam
tunggal atau ganda. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap
kali dihiasi dengan pamor. Namun demikian, berbeda dari keris, badik tidak
pernah memiliki ganja (penyangga bilah).
|
|
5. Papua
1
|
Pakaian Suku Asmat dilengkapi hiasan kepala
berbentuk seperti mahkota. Unsur yang digunakan masih berupa rumbai-rumbai
yang juga terbuat dari daun sagu. Jika Suku Dani menggunakan koteka, penduduk
Suku Asmat menggunakan pakaian adat Rumbai-Rumbai. Rumbai-Rumbai dibuat dari
daun sagu. Untuk pakaian yang digunakan oleh kaum perempuan, bentuknya berupa
rok sedangkan pakaian pria hanya untuk menutupi bagian tertentu. Lukisan yang
terdapat di tubuh masyarakat Suku Asmat memiliki makna tertentu. Warna yang
digunakan pun hanya perpaduan warna merah dan putih yang ditorehkan di atas
kulit mereka.
|
|
|
2
|
|
Tarian ini menggambarkan jiwa kepahlawanan dan
kegagahan masyarakat Papua. Tari Perang merupakan salah satu tarian
tradisional yang cukup terkenal di Papua Barat.
|
|
4.2 Produksi
4.2.1 Sketsa
Sketsa adalah proses awal dari sebuah perancangan yang meliputi tampilan
visual seperti, karakter, huruf, tata letak, warna maupun format desain. Proses
tersebut biasa dilakukan dengan cara manual dan bisa juga melakukannya dengan
cara digital.
Pada
tahap manual yaitu perancangan grafis dengan menggunakan keterampilan tangan
dan alat-alat gambar (tanpa mesin), meliputi pembuatan sketsa illustrasi/
gambar dengan menggunakan pensil.
Sketa pensil menggunakan pensil mekanik 0.5mm
dengan kepekatan 2B. Pada media kertas hvs 100 gsm putih.
1.
SINTA (Superhero Wanita Jawa)
SINTA (Superhero Wanita Jawa)
Gambar 4.32 Sketsa pose SINTA (karakter superhero wanita Jawa)
Gambar 4.33 Sketsa ekspresi SINTA (karakter superhero wanita Jawa)
Sumber : dokumen. pribadi
Gambar 4.34 Sketsa action SINTA (karakter superhero wanita Jawa)
2.
TARIDA
(Superhero Wanita Sumatra)
Gambar 4.38 Sketsa ekspresi TARIDA (karakter superhero wanita Sumatra)
Sumber : dokumen. Pribadi
3.
JENTA (Superhero Wanita Kalimantan)
Gambar
4.44 Sketsa action JENTA (karakter superhero wanita Kalimantan)
Sumber
: dokumen. Pribadi
4. SANNA (Superero Wanita Sulawesi)
Gambar 4.49 Sketsa action SANNA ( karakter superhero wanita Sulawesi)
Sumber
: dokumen. pribadi
5. YOSELIA (Superhero Wanita Papua)
Gambar 4.54 Sketsa action YOSELIA (karakter superhero wanita Papua)
Sumber : dokumen. pribadi
4.2.2 Coloring
Proses
digitalisasi dilakukan untuk memberi warna pada karakter desain. Mulai dai
warna kulit, aksesoris yang dipakai dan yang digunakan, serta kostum yang
dikenakan. Alat yang digunakan untuk proses pendigitalan yaitu perangkat computer yang didalamnya ada
perangkat lunak Adobe Photoshop CS6 serta pen tablet Wacom CTH 480.
Langkah
pertama yaitu menyiapkan lembar kerja pada photoshop. Dengan ukuran lembar
kerja 21cm x 29.7cm.
Berikut
adalah gambar hasil pewarnaan sketsa menggunakan photoshop :
1. SINTA (Superhero Wanita Jawa)
2. TARIDA (Superhero Wanita Sumatra)
Gambar 4.81 Gambar action superhero
Kalimantan yang telah selesai diwarna
3.
JENTA (Superhero
Wanita Kalimantan)
Gambar 4.81 Gambar action superhero
Kalimantan yang telah selesai diwarna
4.
SANNA
(Superero Wanita Sulawesi)
Hendriyana.(2000). Makna Simbolik Motif Gunungan pada
Batik. Puslitmas STSI Bandung, Bandung.
[5]
Gambar 4.87 Gambar action superhero pulau Sulawesi yang telah diwarna
5.
YOSELIA (Superhero Wanita
Papua)
4.3 Pasca Produksi
Setelah
proses produksi selesai maka hal yang dilakukan adalah mencetak artwork ke
dalam bentuk cetak, serta dijilid dengan hard cover.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan
yang diperoleh dari perancangan buku karakter desain superhero wanita dengan
memanfaatkan lokal widom nusantara adalah sebagai berikut;
- Faktor yang paling berpengaruh pada hasil akhir
perancangan karakter desain yaitu konsep tema perancangan, style gambar, unsur
visual, dan target market. Sehingga eksistensi sebuah karakter desain menjadi
ada dan dirasakan dalam imajinasi remaja.
5.2 Saran
- Dalam pembuatan sebuah buku karakter desain penulis
hanya memprioritaskan tentang elemen-elemen visual, hal lain dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan pesan yang akan disampaikan kepada target audience atau
target market.
DAFTAR PUSTAKA
- Ayatrohaedi. 1986. Kepribadian
Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.
- Cangara, H. Hafied.2008.
Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
- Kartono, Kartini. 1992.
Psikologi Wanita Jilid I (Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa). Bandung :
Mandar Maju.
- Lee, Stan. 2013. Stan Lee’s How to draw Superheroes. New York: Watson
Gupil Publications.
-Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
- Putri. Debora D A. “Kearifan
Lokal di Lingkungan Masyarakat” http://jejakjejak hijau.blogspot.co.id/2012/01/kearifan-lokal-di-lingkungan-masyarakat.html,
12 Mei 2017 pukul 22.07 WIB
- Sopari, Ridwan. 2010. “Teori
Layout Frank Jefkins”
Supriyono,
Rachmat. 2010. Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta:Andi.
-- Amsia,Tontowi. 2008. Perspektif
Kewiraan dalam Ketahanan Nasional. Universitas Lampung: Bandar Lampung
Arthur,
SM. “Aliran Gaya Menggambar”. http://arthworks.blogspot.co.id/2011/
12/aliran-gaya-menggambar-komik.html, diakses pada 18 Agustus 2017 pukul 22.14
WIB
- Aryakulo. 2016 “Mengenal 4
Prinsip Dasar Desain Layout” http://rizki.id/
mengenal-4-prinsip-dasar-desain-layout/, diakses pada 20 Juni 2017 pukul 12.35
WIB.
- Bugiska, Chucky. 2012. “Definisi
Nusantara”https://bugiskha.wordpress.com/ 2012/03/21/definisi-nusantara/, diakses
pada 12 Mei 2017 pukul 23.00 WIB.
- Fajrin,
Rifan. 2016. “Pengertian Tokoh dan Jenis-Jenis Tokoh dalam Cerita”,